Thursday 17 May 2012

ADAB MAKAN DAN MINUM






   Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam. Agama yang menjelaskan segala bentuk kemaslahatan (kebaikan) bagi manusia, mulai dari masalah yang paling kecil dan ringan hingga masalah yang paling besar dan berat. Demikianlah kesempurnaan Islam yang hujjahnya sangat jelas dan terang, malamnya bagaikan siang. Sehingga tidak ada satupun permasalahan yang tersisa melainkan telah dijelaskan didalamnya. Termasuk dari keindahan dan kesempurnaan agama Islam adalah adanya aturan-aturan dan adab ketika makan dan minum.
Allah ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
            “Wahai para Rasul makanlah kalian dari makanan-makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal-amal yang shalih, sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian lakukan.” (Al-Mukminun : 51 )
            Dan firmanNya  :
كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
            “Makan dan minumlah kalian dari rizki Allah dan janganlah kalian berlebihan dimuka bumi sebagai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al Baqarah : 60)
Berikut ini diantara tuntunan luhur sunnah nabawi bagi siapapun yang ingin mendapatkan berkah atas rizqinya dan ingin  mendapatkan ganjaran pahala atas setiap suapan makanan yang masuk ke mulutnya.
1.      Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Makan
Sahabat Anas a berkata, "Aku mendengar Rasulullah n bersabda, Barangsiapa menginginginkan agar Allah memperbanyak kebaikan rumahnya, maka hendaklah ia berwudhu ketika santapannya datang dan diangkat." (HR. Baihaqi dan Ibnu Majah)
            Beliau juga bersabda : “Barangsiapa yang tidur dan pada tangannya masih melekat ghamar[1] dan tidak membasuhnya kemudian dia terkena sesuatu, makan janganlah dia menyalahkan kecuali pada dirinya sendiri .“ (HR. Ahmad, Abu Dawwud dan lainnya)
Disebutkan dalam al Mausu’ah : “Dianjurkan untuk mencuci tangan sebelum makan. Agar ketika kedua tangan tersebut digunakan untuk makan, dalam kondisi bersih, sehingga menghindarkan seseorang tertimpa penyakit karena adanya kotoran. Dan dikatakan bahwa seperti itu (mencuci tangan sebelum makan) mencegah kefakiran. Sebagaimana disebutkan dalam hadits : “Wudhu sebelum makan mencegah kefakiran.”[2]
2.      Makan Dengan Berjama’ah
Berkumpul bersama menghadapi hidangan makanan adalah termasuk tuntunan sunnah.  Dengannya Allah l akan mendatangkan keberkahan dalam makanan tersebut, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits seseorang datang kepada Rasulullah n dan berkata :  “Ya Rasulullah, kami ini setiap kali menyantap makanan tidak pernah kenyang. Maka Rasulullah berkata : "Pasti masing-masing kamu makan sendiri-sendiri. Orang tersebut menjawab : “Benar ya Rasulullah.” Maka beliau berkata :
فَاجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكمْ , فَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ عَليهِ, يُبَارَكْ لَكمْ فِيهِ
“Berjama'ahlah dalam menyantap hidanganmu dan sebut nama Allah padanya, niscaya akan mengandung berkah bagimu.” ( HR. Abu Dawwud dan Ahmad)
Diriwayatkan dalam hadits lainnya, Rasulullah n bersabda tentang hal makan berjama’ah :
طَعَامُ الوَاحِدِ يَكفِي الإثْنَيْنِ, وَطَعَامُ الإثْنَيْنِ يَكفِي اْلأَرْبَعَةَ, وَطَعَامُ اْلأَرْبَعَةِ يَكفِي اْلثَمَانِيَةَ
 "Sesungguhnya makanan satu orang itu akan mencukupi untuk dua orang, makanan dua orang akan mencukupi untuk tiga atau empat orang, dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang.” (HR. Muslim)[3]
3.      Membaca Dzikir-Dzikir (Doa) Makan
Berikut  ini diantara dzikir dan doa yang dibaca dikala menghadapi hidangan.
1.      Doa Sebelum makan
            Membaca basmallah atas makanan adalah sebuah tuntunan sunnah yang hendaknya tidak ditinggalkan oleh seorang muslim. Agar ia tidak memberikan keluasan kepada syaitan untuk menguasai dirinya. Nabi n bersabda :
إِنَّ الشَّيطَانَ يَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ إِلَّا يُذْكَرَ اسْمَ اللهِ عَليهِ
”Sesungguhnya syaithan menghalalkan makanan (yang dimakan oleh manusia yang ia mendapatkan bagian daripadanya), kecuali yang disebutkan nama Allah atasnya. (HR. Muslim)
Dari ’Aisyah j ia berkata, Telah bersabda Rasulullah n : ”Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka katakanlah : ’bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa (menyebut) di awalnya, maka katakanlah (ketika ingat) :
بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya. (HR. Tirmidzi)
            Ada juga lafadz doa sebelum makan seperti berikut ini, hanya saja riwayat dari hadits ini lemah.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّار
“Ya Allah berkahilah rizki yang telah Engaku berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa neraka.”[4]
2.      Doa sesudah makan
Doa sesudah makan adalah  dengan mengucap hamdalah, yakni pujian kepada Allah. Anas bin Malik a meriwayatkan bahwa Rasulullah n  bersabda : “Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang ketka makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka diapun mengucapkan : Alhamdulillah.”[5]
            Ada beberapa jenis hamdallah yang dibaca setelah makan, yang ditambahkan pada lafadz : Alhamdulillah, yakni diantaranya adalah :
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلاَ مُوَدَّعٍ وَلاَ مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا
“Segala puji bagi Allah (Aku memujiNya) dengan pujian yg banyak, yg baik dan penuh berkah, yg senantiasa dibutuhkan, diperlukan dan tdk bisa ditinggalkan, ya Tuhan kami.” (HR. Bukhari, At-Tirmidzi)
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ.
“Segala puji bagi Allah yang memberi makan ini kepadaku dan yang memberi rezeki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku.”[6]
            Rasulullah n  bersabda : “Barangsiapa yang makan suatu makanan, kemudian dia mengucakan : Alhamdulillah alladzi … quwwatin, segala dosanya yang telah lampau akan diampuni.” (HR. At-Tirmidzi)
            Sedangkan doa sesudah makan yang populer adalah :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِين
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan dan minum kepada kami dan menjadikan kami sebagai kaum muslimin.”[7]
4.      Mengunyah Makanan Dengan Baik
Ini merupakan adab yang harus tetap dipelihara. Sebab, menelan makanan yang tidak dikunyah dengan baik dapat menimbulkan efek negatif dan dapat mengganggu kesehatan. Demikian juga halnya jika makanan tidak dikunyah dengan baik, maka makanan tidak akan tercerna dengan baik dan dapat menyebabkannya berlebihan dalam makan.
5.      Menjilati Makanan
Rasulullah n bersabda : "Dan janganlah seseorang (ketika makan) mengusap tangannya dengan serbet, sebelum ia menjilati tangannya, karena seseorang itu tidak mengetahui pada makanannya yang mana yang mengandung berkah untuknya.” (Mutafaqqun ‘Alaih).[8]
Menjilati makanan adalah sebuah upaya untuk mendapatkan keberkahan makanan dan untuk menghindari adanya bagian makanan yang terbuang percuma tidak termakan sehingga menjadi mubazir.[9]
6.      Mengusap Makanan Dengan Sapu Tangan
Nabi n bersabda "Janganlah mengusap tangannya dengan mindil hingga menjilati tangannya.."
Hadits ini mengisyaratkan kepada kita agar setiap selesai menjilati tangan agar mengusapnya dengan serbet, sebagai upaya untuk menjaga kebersihan selesai menyantap makanan.
7.       Meneguk Minuman Dengan Berlahan
Rasulullah n  bersabda: "Janganlah kalian minum dengan sekali teguk seperti minumnya unta, tetapi minumlah dua atau tiga kali teguk. Dan bacalah Basmalah jika kalian minum, serta bacalah Hamdalah jika kalian selesai minum."(HR. Tirmidzi)
Cara minum yang disunnahkan adalah dengan minum berlahan-lahan. Disebutkan didalam hadits Anas bin Malik a, beliau berkata : Rasulullah n biasanya mengambil nafas sebanyak tiga kali sewaktu minum, dan beliau bersabda : “Sesungguhnya hal ini akan lebih menghilangkan rasa dahaga, lebih menjaga dan lebih bermanfaat.“ (Mutafaqqun ‘Alaih)
8.      Tidak Mencela Makanan Yang Disajikan Kepadanya.
Abu Hurairah aberkata : "Rasulullah n  sama sekali tidak pernah mencela suatu makanan pun. Apabila beliau berselera terhadap sebuah hidangan, maka beliau memakannya, dan jika beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya."  (Mutafaqqun ‘Alaih)
9.      Makan Dengan Tangan Kanan Dan Mengambil Hidangan Yang Terdekat
Umar bin Abu Salamah a berkata :  "Pernah aku menjadi seorang budak di bawah pengawasan Rasulullah n  Ketika (makan), tanganku bergerak di tempat makanan, Rasulullah saw. menegurku, "Hai anak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang dekat denganmu."(HR. Muslim)
 Rasulullah n juga bersabda :
اْلبَرَكَةُ تَنْزِلُ فِي وَسَطِ الطَّعَامِ, فَكُلُوا مِنْ حَافِيَتِهِ وَلا تَأْكُلُوا مِنْ وَسَطِهِ
“Keberkahan itu akan turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir-pinggirnya dan jangan kamu makan dari tengahnya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Diantara hikmah tuntunan ini adalah untuk menuntunkan akhlaq yang baik ketika makan. Bila seseorang makan dari bagian tengahnya, akan nampak keburukan (kelihatan rakus) dan mengganggu teman yang ada di dekatnya.
10.  Dianjurkan Bagi Yang Melayani Terakhir Makan
      Dalil masalah ini adalah sebuah hadits dari Qatadah a yang panjang : “ … Maka Rasulullah n menuang minuman kepada wadah mereka hingga tidak ada lagi yang tersisa selain saya dan Rasulullah n. Kemudian beliau  menuangkan kepadaku, dan berkata : ‘Minumlah.’  Saya berkata : ‘Saya tidak minum hingga anda minum wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda : “Sesungguhnya yang menuangkan minum adalah yang palingterakhir minum.”
Maka sayapun minum dan Rasulullah kemudian juga minum … al-hadits “ (HR. Muslim)
11.  Larangan Meniup Minuman
Ibnu Abbas a meriwayatkan bahwa  Nabi  n telah melarang bernafas di dalam bejana atau meniup air di dalamnya. (Hr. Tirmidzi)
Hal ini karena meniup dan bernafas ketika minum dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
12.  Makan Dengan Posisi Tegak
            Anas bin Malik a berkata, "Aku melihat Rasulullah n duduk tegak ketika memakan buah kurma." (HR. Muslim)
13.  Berbincang-Bincang Ringan Ketika Makan
Dibolehkan bahkan ini termasuk tuntunan sunnah yakni bercakap-cakap ringan dikala menyantap hidangan. Hal ini memiliki faedah untuk menambah kecintaan dan semangat kebersamaan dalam sebuah rumah tangga atau jama’ah.
Dari Jabir a bahwa Nabi n bertanya kepada keluarganya tentang lauk pauk. Mereka menjawab, "Kita tidak punya sesuatu selain cuka." Beliau memintanya dan memakannya sedikit, seraya bersabda, "Ya, cuka termasuk lauk pauk. Ya, cuka termasuk lauk pauk."(HR. Muslim)
14.  Duduk Ketika Makan Dan Minum
Diriwayatkan dari Anas a bahwa Rasulullah n telah melarang seseorang dari minum sambil berdiri. Qatadah berkata, "Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa itu lebih buruk." (HR. Muslim)
15.  Berhenti Makan Sebelum Kekenyangan
Rasulullah n bersabda: "Tidak ada suatu tempat hunian anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap saja, sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika terpaksa ia harus berbuat, maka hendaknya sepertiga diisi untuk makanannya dan sepertiga didiisi untuk minumannya, serta sepertiga lagi diisi untuk nafasnya." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
16.  Dilarang  Makan Dan Minum Dari Wadah Yang Terbuat Dari Emas Dan Perak.
Ada beberapa hadits yang berisikan ancaman yang amat keras bagi seseorang yang makan di Bejana emas dan perak, ataukah makan dari piring yang terbuat dari emas dan perak.
Diantaranya adalah hadits-hadits berikut ini, Rasulullah n bersabda :  “Janganlah kalian mengenakan pakaian dari sutra, dan juga pakaian yang bercampur dengan sutra, dan janganlah kalian minum dari bejana yang terbuat dari emas dan perak, dan janganlah kalian makan dari piring yang terbuat dari emas dan perak. Karena sesungguhnya bejana dan piring seperti itu bagi mereka – ahli kitab – didunia dan bagi kita di surga.”( Mutafaqqun ‘Alaih)
Dan beliau juga  bersabda : “Seseorang yang minum dari bejana perak, maka sesungguhnya diperutnya akan didengarkan suara api neraka jahanam.”(Mutafaqqun ‘Alaih)
17.  Memperkecil Suapan  Dan Tidak Tergesa-Gesa Ketika Makan
Rasulullah n bersabda : "Barang siapa makan kurma bersama orang lain, janganlah ia mengambil dua sekaligus, kecuali jika mereka mengizinkannya. " 
Terkadang ada orang yang sedang mengunyah makanan sementara di tangannya sudah ada makanan lain yang siap ia suapkan ke mulutnya, sebelum ia mengunyah dan menelan makanan di mulutnya. Ini adalah ciri-ciri orang yang rakus, serta hal ini mengganggu orang-orang yang makan bersamanya.
Karena itulah di dalam hadits juga ada anjuran agar ketika makan menggunakan tiga jari saja. Hal ini diantara hikmahnya adalah untuk menghindarkan seorang muslim tampak buruk ketika menyantap hidangan karena menggunakan semua jarinya. 
18.  Tidak Duduk Bertelekan
Tidak boleh makan dengan posisi duduk condong kebelakang atau miring yang bertumpu pada satu tangan. Posisi seperti ini tidak dibolehkan ketika menyantap makanan, berdasarkan sabda Rasulullah n : "Sesungguhnya aku tidak makan sambil bersandar. “ 
Dan tinjauan makruhnya posisi duduk ini dikarenakan merupakan posisi duduk para penguasa yang angkuh dan raja-raja negeri asing. Dan merupakan posisi duduk orang-orang yang berkeinginan memperbanyak makannya..[10]
Sebagian ulama berpendapat bahwa diantara duduk yang disunnahkan adalah dengan menegakkan kaki kanan dan menduduki kaki kiri, berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hasan bin al-Muqri dalam kitab Syama’il. Dalam riwayat itu dinyatakan, bahwa duduk Nabi menekuk lututnya yang kiri dan menegakkan kaki kanan. Tetapi sanad hadits ini didha’ifkan oleh ulama lainnya diantaranya adalah al-’Iraqi dalam takhrij Ihya’ Ulumuddin, 2/6.
19.  Memungut Makanan Yang Terjatuh
Jika makanan yang akan atau yang sedang dimakan seseorang terjatuh di lantai, hendaklah ia membersihkan kotorannya kemudian ia makan, jangan membiarkannya makanan itu terbuang percuma.
Rasulullah  n            bersabda : "Jika salah seorang dari kalian makan lalu makanan tersebut terjatuh, hendaklah ia memungut dan membuang kotorannya kemudian memakannya, jangan sampai ia membiarkannya untuk syaitan." 
20.  Menyuapi Isteri dengan Tangannya
Rasulullah n pernah berpesan kepada Sa'ad bin Abi Waqqash a : "... Sesungguhnya tidaklah engkau memberikan infaq yang hanya mengharapkan ganjaran dari Allah kecuali engkau akan diberi pahala atas perbuatan tersebut, hingga sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut isterimu…(Mutafaqqun ‘Alaih)
Apabila seorang isteri makan bersama suaminya dan suami menyuapi makanan tersebut ke mulut isterinya, niscaya ia akan mendapatkan pahala dan hal itu akan memperkokoh kecintaan isterinya. Sesuatu yang tidak bisa dipungkiri, bahwa saling menyuapi dapat menguatkan jalinan kasih sayang antara suami dan isteri.
21.  Mendahulukan Makan Dari Pada Shalat Ketika Makanan Telah Dihidangkan
            Rasulullah n  bersabda : “Apabila hidangan makan malam telah dihidangkan dan shalat telah didirikan maka dahulukanlah makan malam.“ (HR. Bukhari)
            Dalam riwayat yang lain Rasulullah n  bersabda : “Apabila makan malam salah seorang diantara kalian telah dihidangkan sementara shalat telah didirikan, maka mulailah dengan makan malam kalian dan janganlah seseorang tergesa-tergesa hingga dia selesai dari makannya .” (Mutafaqqun ‘Alaih)
            Hikmah dari anjuran agar mendahulukan makan dari shalat,  adalah agar jangan sampai seseorang mengerjakan shalat namun hatinya teringat akan makanannya yang mana akan menyebabkan kerisauan yang menghilangkan rasa khusyu’annya.[11]
            Dan perintah semacam ini tidaklah khusus sebatas pada makan malam saja, melainkan pada setiap makanan yang mana hati tertarik untuk menyantapnya (kondisi lapar). Dan yang menguatkan hal tersebut adalah larangan Nabi mengerjakan shalat disaat makan telah dihidangkan, dan disaat menahan air kencing dan buang air besar.   Rasulullah n bersabda :
لَا صَلَاةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلَا هُوَ يُدَافِعُهُ الْأَخْبَثَانِ
 “Tidak sempurna shalat disaat makanan telah dihidangkan dan juga tidak sempurna jika dalam keadaan menahan kencing dan hajat besar. “ (HR. Muslim)
22.  Membersihkan Mulut Setelah Makan
Dianjurkan setelah selesai dari makan untuk membersihkan mulut dengan siwak atau minimal berkumur-kumur. Hal ini berdasarkan beberapa riwayat berikut ini :
Dari Suwaid bin Nu'man a berkata, "Aku keluar bersama Rasulullah n  pada tahun Khaibar, sehingga ketika kami ada di Shahba', yaitu tempat paling dekat dengan Khaibar, beliau shalat ashar, kemudian beliau minta diambilkan makanan, tetapi yang diberikan hanyalah sawik (makanan dibuat dari gandum), lalu beliau menyuruh makanan itu dibasahi. Rasulullah n lalu makan dan kami pun makan, kemudian beliau berdiri untuk shalat maghrib, lalu beliau meminta air kemudian berkumur dan kami pun berkumur-kumur, kemudian beliau shalat  shalat dan tidak wudhu lagi." (HR. Bukhari)
            Dan dari abu Hurairah a, beliau berkata : Bahwa Rasulullah n pernah makan bagian punggung kambing, kemudian beliau berkumur-kumur dan membasuh kedua tangannya lalu shalat.”
            Dan bila bersiwak (menggosok gigi) maka itu lebih baik lagi, berdasarkan sebuah hadits, Rasulullah n bersabda : Seharusnya bagi kalian untuk bersiwak. Karena dengan bersiwak akan membaikkan (membersihkan) mulut, diridhai oleh Ar-Rabb tabaraka wa ta’ala.” (HR. Ahmad)
Penutup
Demikianlah beberapa adab/aturan tentang makan dan minum bagi seorang muslim, semakin dini buah hati kita mengetahuinya, maka ia dapat dengan mudah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami Muslim."
Wallahu a’lam bisshawwab.


[1]  Al-Ghamar yaitu bau daging dan lemak yang melekat pada tangan (Lisanul Arab : 5 / 32 ).
[2] Al Mausu’ah Fiqhiyah al Kuwaitiyah (6/118)
[3] Imam Nawawi berkata : "Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk tolong menolong pada makanan, dan bahwasannya sekalipun makanan itu sedikit akan tercapai kecukupan yang diinginkan, dan akan terdapat barakah yang meliputi orang-orang yang hadir dalam makanan itu." (Syarah Shahihil Muslim 14/23)
Ibnu Hajar al asqalani t berkata "Di ambil dari hadits ini satu pengertian bahwasannya kecukupan itu akan timbul dari barakahnya berkumpul pada makanan dan bahwasannya setiap kali yang berkumpul itu semakin banyak maka bertambah pula barakahnya." (Fathul Bari 5/535)
[4]
[5]  HR. Muslim ( 2734 ), Ahmad ( 11562 ) dan At-Tirmidzi ( 1816 )
[6] Hadits ini diriwayatkan oleh semua penyusun kitab sunan kecuali an Nasa’i : shahih
[7] Hadis riwayat Abu Dawud, al-Tirmidzi dan Ibn Majah dari Abu Said al-Khudri : dhaif (lemah).
[8] Berkata Imam Nawawi t :  “Tentang makna kalimat Pada makanannya yang mana yang diberkahi. Sesungguhnya makanan yang dihidangkan untuk manusia itu mengandung berkah, sedang dia tidak mengetahui apakah berkah itu pada makanan yang ia makan atau pada sisa makanan yang melekat di tangannya atau pada sisa makanan di dalam shahfah atau pada suapan yang jatuh. Untuk itu hendaklah ini menjaga semua itu agar selalu mendapatkan berkah. (Fathul Bari 9/578).
[9] Al-Khithabi mengomentari hadits anjuran untuk menjilat jari-jemari : "Sebagian orang yang hidup mewah menduga bahwasanya menjilat jari-jemari itu adalah perbuatan buruk dan menjijikan, seolah-olah mereka tidak mengetahui, bahwa makanan yang dijilat pada jari-jemari adalah bagian dari makanan itu sendiri yang telah dimakan.  Maka jika yang dimakannya bukanlah sesuatu yang menjijikkan, maka sudah barang tentu bagian makanan yang tersisa dan menempel di jari-jemari itu juga tidak menjijikan ! ”(Ma'alim As-Sunan 4/184)
[10] Zaad Al-Ma’ad ( 4 / 222 ), Fathul Bari ( 9 / 452 )
[11] Ibnu Hajar mengatakan : Sa’id bin Manshur dan Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari hadist Abu Hurairah dan Ibnu Abbas : “ Bahwa mereka berdua tengah menyantap makanan dipemanggangan. Lalu muadzdzin hendak meng-iqamahi shalat, maka Ibnu Abbas a berkata kepadanya : Janganlah  engkau tergesa-gesa agar kami tidak berdiri mengerjakan shalat sementara pada hati kami ada ganjalan “Dan pada riwayat Ibnu Abi Syaibah : “ Agar tidak memalingkan kami disaat mengerjakan shalat .“ (Fathul Bari , 2 / 189 )

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Pembaca

Copyright © 2016. Wawasan dan Kisah Islami - All Rights Reserved My Free Template by Bamz